001. (Haa Miim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan
maksudnya.
002. (Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)
kalimat ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada.
003. (Kitab) lafal ayat ini menjadi Khabar Mubtada (yang dijelaskan
ayat-ayatnya) maksudnya, dijelaskan di dalamnya hukum-hukum, kisah-kisah dan
nasihat-nasihat (yakni bacaan dalam bahasa Arab) lafal Qur-aanan berikut
sifatnya menjadi Haal atau kata keterangan keadaan dari lafal Kitaabun (untuk
kaum) berta'alluq kepada lafal Fushshilat (yang mengetahui) artinya, bagi mereka
yang mengerti, yaitu orang-orang Arab.
004. (Yang membawa berita gembira) menjadi sifat dari lafal Qur-aanan
(dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling darinya maka
mereka tidak mau mendengarkan) dengan pendengaran yang terdorong oleh perasaan
mau menerima apa yang didengarnya.
005. (Mereka berkata) kepada Nabi saw., ("Hati kami berada dalam
tutupan) tertutup dari (apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami
ada sumbatan) yakni penutup (dan di antara kami dan kamu ada dinding) pemisah
dalam masalah agama (maka bekerjalah kamu) sesuai dengan tuntunan agamamu
(sesungguhnya kami bekerja pula") sesuai dengan tuntunan agama kami.
006. (Katakanlah, "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti
kalian, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa,
maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya) yakni dengan beriman dan
taat kepada-Nya (dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah)
lafal Al-Wail ini merupakan kalimat azab (bagi orang-orang yang musyrik.)
007. (Yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kepada
kehidupan akhirat benar-benar mereka) Hum yang kedua ini mengandung makna
mengukuhkan lafal Hum yang pertama (kafir.)
008. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya") tanpa
henti-hentinya.
009. (Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kalian) kedua huruf Hamzah pada
lafal A-innakum dapat dibaca Tahqiq dan dapat pula dibaca Tas-hil (kafir kepada
Yang menciptakan bumi dalam dua hari) yaitu hari Ahad dan hari Senin (dan kalian
adakan sekutu-sekutu bagi-Nya") tandingan-tandingan bagi-Nya. (Yang bersifat
demikian itulah Rabb) yakni pemilik (semesta alam) lafal Al-Aalamiina adalah
bentuk jamak dari lafal Aalamun, maksudnya adalah segala sesuatu yang selain
Allah. Kemudian dijamakkan mengingat jenisnya yang bermacam-macam, dan jamak di
sini memakai Ya dan Nun karena memprioritaskan makhluk yang berakal.
010. (Dan Dia menjadikan) merupakan jumlah Istinaf, dan tidak boleh
di'athafkan kepada Shilah Al-Ladzii karena ada pemisah yang bersifat Ajnabii
yaitu ayat, Wataj'aluuna Lahuu Andaadan dan seterusnya (di bumi itu
gunung-gunung) yang kokoh dan kuat (di atasnya dan Dia memberkahinya) dengan air
yang banyak, dan tanam-tanaman serta pohon-pohon yang banyak pula (dan Dia
menentukan) artinya, membagi-bagikan (padanya kadar makanan-makanannya) untuk
manusia dan fauna (dalam) masa penjadian yang sempurna yaitu (empat hari) hal
ini dijadikan-Nya pada hari Selasa dan Rabu (yang genap) dinashabkan karena
menjadi Mashdar, maksudnya penciptaan itu selama empat hari genap; tidak
bertambah dan tidak pula berkurang dari itu (bagi orang-orang yang bertanya)
maksudnya, sebagai jawaban bagi orang-orang yang menanyakan tentang penciptaan
bumi dan segala isinya.
011. (Kemudian Dia menuju) bermaksud kepada (penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap) masih berbentuk asap yang membumbung tinggi
(lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya) menurut
perintah-Ku (dengan suka hati atau terpaksa") kedua lafal ini berkedudukan sama
dengan Hal, yakni baik dalam keadaan senang hati atau terpaksa (keduanya
menjawab, "Kami datang) beserta makhluk yang ada pada kami (dengan suka hati")
di dalam ungkapan ini diprioritaskan Dhamir Mudzakkar lagi Aqil; atau khithab
kepada keduanya disamakan dengan jamak.
012. (Maka Dia menjadikannya) dhamir yang ada pada lafal ayat ini
kembali kepada lafal As-Samaa atau langit, karena memandang dari segi maknanya
(tujuh langit dalam dua hari) yakni hari Kamis dan hari Jumat, Dia telah selesai
dari menciptakan langit pada saat-saat terakhir dari hari tersebut. Dan pada
hari itu juga diciptakan Nabi Adam, oleh karena itu maka di sini tidak dikatakan
Fasawwaahunna tetapi Faqadhaahunna. Dan sesuai dengan makna ayat ini yaitu
ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam hari (dan Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya) yang telah Dia perintahkan kepada penduduk yang
ada di dalamnya, yaitu taat dan beribadah kepada-Nya. (Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan pelita-pelita) yakni bintang-bintang yang cemerlang (dan Kami
memeliharanya) dinashabkan oleh Fi'ilnya yang keberadaannya diperkirakan, Kami
menjaganya dengan meteor-meteor dari setan yang mau mencuri-curi pembicaraan
para malaikat. (Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya
(lagi Maha Mengetahui) makhluk-Nya.
013. (Jika mereka berpaling) yaitu orang-orang kafir Mekah dari iman
sesudah adanya penjelasan ini (maka katakanlah, "Aku memperingatkan kalian) aku
mempertakuti kalian (dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum Ad dan kaum
Tsamud) yakni dengan azab yang akan membinasakan kalian sama dengan azab yang
membinasakan mereka.
014. (Ketika rasul-rasul datang kepada mereka dari depan dan dari
belakang mereka) rasul-rasul itu datang kepada mereka dari arah depan dan dari
arah belakang, akan tetapi mereka tetap ingkar dan kafir, sebagaimana yang akan
dijelaskan nanti. Dan pengertian pembinasaan ini hanya berlaku pada zamannya
saja ("Janganlah kalian menyembah selain Allah. Mereka menjawab, 'Kalau Rabb
kami menghendaki tentu Dia menurunkan) kepada kami (malaikat-malaikat-Nya, maka
sesungguhnya kami kepada wahyu yang kalian diutus membawanya) sesuai dengan
sangkaan kalian itu (adalah orang-orang yang kafir.'")
015. (Adapun kaum Ad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa
alasan yang benar dan berkata) ketika mereka diperingatkan dengan azab,
("Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?") maksudnya, tiada seorang
pun yang lebih kuat dari kami. Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa seseorang
dari mereka mampu mengangkat batu yang sangat besar dari sebuah gunung, kemudian
ia mengolahnya sesuai dengan apa yang dia kehendaki. (Dan apakah mereka tidak
memperhatikan) apakah mereka tidak mengetahui (bahwa Allah Yang menciptakan
mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka? Dan bahwasanya mereka
terhadap tanda-tanda Kami) yakni mukjizat-mukjizat Kami (adalah orang-orang yang
ingkar.)
016. (Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka) yakni
angin dingin yang sangat keras suaranya, tetapi tanpa hujan (dalam beberapa hari
yang sial) dapat dibaca Nahisaatin atau Nahsaatin, artinya hari-hari yang penuh
dengan kesialan bagi mereka (karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu
siksaan yang menghinakan) azab yang menghinakan (dalam kehidupan dunia. Dan
sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan) lebih keras penghinaannya
(sedangkan mereka tidak diberi pertolongan) yang dapat mencegah azab dari diri
mereka.
017. (Adapun Kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk) yaitu
Kami telah menjelaskan kepada mereka jalan petunjuk (tetapi mereka lebih
menyukai buta) artinya, lebih memilih kafir (daripada petunjuk itu, maka mereka
disambar petir azab yang menghinakan) mereka dihinakan oleh azab berupa petir
(disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.)
018. (Dan Kami selamatkan) dari azab itu (orang-orang yang beriman dan
mereka adalah orang-orang yang bertakwa.)
019. (Dan) ingatlah (hari ketika digiring) dapat dibaca Yuhsyaru atau
Nahsyuru (musuh-musuh Allah ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan semuanya)
yakni digiring semuanya ke dalam neraka.
020. (Sehingga apabila) huruf Maa di sini adalah Zaidah atau tambahan
(mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi
saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka
kerjakan.)
0 comments:
Post a Comment